Sejarah Awal berdiri Olahraga Panahan

I Smail Zone -
Sеjаrаh Awаl bеrdіrі Olаhrаgа Pаnаhаn - PANAHAN awalnya adalah alat berburu dan mempertahankan hidup. Kini , panahan terdaftar sebagai cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade.

Panahan yakni kegiatan memakai busur panah untuk menembakkan anak panah. Bukti-bukti menunjukkan panahan dimulai sejak 5.000 tahun kemudian. Awalnya , panahan digunakan dalam berburu sebelum berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan kemudian jadi olahraga ketepatan.
Sеjаrаh Awаl bеrdіrі Olаhrаgа Pаnаhаn
Dari buku-buku melukiskan bahwa orang purbakala telah melaksanakan panahan yakni menggunakan busur dan panah untuk berburu dan untuk mempertahankan hidup. Bahkan dari beberapa buku melukiskan bahwa lebih dari 100.000 tahun yang lalu suku Neanderathal sudah menggunakan busur dan panah.

Ahli-andal purbakala dalam penggalian di Mesir juga telah mendapatkan tubuh seorang tentara Mesir Kuno yang menemui ajalnya alasannya adalah ditembus anak panah.

Data memperlihatkan bahwa insiden itu terjadi kira-kira 2100 tahun sebelum masehi. Dari beberapa buku juga mengemukan bahwa sampai kira-kira tahun 1600 setelah Masehi , busur dan panah merupakan senjata utama setiap negara dan bangsa untuk berperang.

Hingga kinipun masih ada suku-suku bangsa yang mempergunakan busur dan panah dalam penghidupan sehari-hari mereka , seperti : suku-suku bangsa di hutan-hutan kawasan hulu sungai Amazone , suku-suku Veda di pedalaman Srilangka , suku-suku Negro di Afrika , suku-suku Irian di Irian Jaya , suku Dayak dan suku Kubu Dari buku-buku dan informasi-keterangan yang diperoleh maka terdapat dua golongan jago yang mengemukakan dua teori yang berlainan.

Yang pertama beropini bahwa panah dan busur mulai digunakan dalam peradaban manusia sejak "periode mesolitik" atau kira-kira antara 5000 - 7000 tahun yang silam , sedang usulan kedua yakin bahwa panahan lebih awal dari masa itu , yakni dalam "kurun paleolitik" antara 10.000 - 15.000 tahun yang kemudian.

Terlepas dari mana yang benar , maka yang jelas bahwa sebelum panahan menemui bentuknya selaku olahraga mirip yang kita kenal ketika ini , ternyata telah lewat masa pertumbuhan yang panjang. Melalui peranan yang berbeda-beda , mula-mula panahan dipergunakan orang selaku alat untuk mempertahankan diri dari serangan bahaya hewan liar , selaku alat untuk mencari makan , atau untuk berburu , untuk senjata perang dan baru kemudian berperan sebagai olahraga baik selaku wisata ataupun prestasi.

Dari catatan sejarah mampu dicatat bahwa baru pada tahun 1676 , atas prakarsa Raja Charles II dari Inggris , panahan mulai dipandang selaku sebuah cabang olahraga. Dan kemudian banyak negara-negara lain yang juga menilai panahan selaku olahraga dan bukan lagi selaku senjata untuk berperang.

Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan kejuaraan nasional yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery Society) , sedang di Amerika Seirkat mengadakan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di kota Chicago.

Perkembangan Panahan di Indonesia
Sama halnya dengan sejarah panahan di dunia , demikian pula tidak seorangpun yang dapat memastikan sejak kapan manusia di Indonesia memakai panahan dan busur dalam kehidupannya. Tetapi apabila kita memperhatikan kisah-kisah wayang purwa misalnya , terang bahwa sejarah panah dan busur di Indonesiapun telah cukup panjang , dan tokoh-tokoh pemanah mirip Arjuna , Sumantri , Ekalaya , Dipati Karno , Srikandi demikian pula Dorna selaku Coach panahan terkenal dalam cerita Mahabharata.

Kalau PON I kita pakai selaku batas-batas waktu abad kebangunan olahraga Nasional , maka Panahan telah ikut ambil kepingan dalam era kebangunan Olahraga Nasional itu. Dalam sejarah PON , Panahan merupakan cabang yang senantiasa diperlombakan , walaupun secara resminya Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) gres terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku Alam VIII. Dan Kejuaraan Nasional yang pertama sebagai perlombaan yang teratur , gres diselenggarakan para tahun 1959 di Surabaya.

Sri Paku Alam VIII selanjutnya menjabat selaku Ketua Umum Perpani nyaris duapuluh empat tahun dari tahun 1953 sampai tahun 1977. Dengan terbentuknya Organisasi Induk Perpani , maka langkah awal yang dilaksanakan ialah menjadi anggota FITA (Federation Internationale de Tir A L’arc).

Organisasi Federasi Panahan Internasional yang berdiri sejak tahun 1931. Indonesia diterima selaku anggota FITA pada tahun 1959 pada konggresnya di Oslo , Norwegia. Sejak ketika itu Panahan di Indonesia maju pesat , walaupun pada tahun-tahun pertama kegiatan Panahan cuma terdapat di beberapa kota di pulau Jawa saja. Kini boleh dibilang bahwa hampir di setiap penjuru tanah air , Panahan sudah mulai diketahui .

Dengan diterimanya selaku anggota FITA pada tahun 1959 , maka pada waktu itu di Indonesia selain dikenal jenis Panahan tradisional dengan ciri-ciri menembak dengan gaya duduk dan instinctive , maka dikenal pula jenis ronde FITA yang merupakan jenis ronde Internasional , yang memakai alat-alat tunjangan luar negeri yang lebih modern dengan gaya menembak berdiri. Dan dengan demikian terbuka pulalah kesempatan bagi pemanah Indonesia untuk mengambil cuilan dalam pertarungan-pertarungan Internasional.

Bersamaan dengan itu muncul problem perlengkapan yang mesti tertuntaskan untuk bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional , pemanah kita harus memiliki peralatan yang memadai , semoga mampu bersaing dengan musuh-lawannya secara berimbang. Kenyataannya alat-alat ini sangatlah mahal harganya dan sulit di dapat. Hanya beberapa pemanah saja yang dapat mengeluarkan uang harga alat-alat tersebut. Keadaan ini merupakan aspek penghambat bagi pertumbuhan olahraga ini.

Untuk mengatasi persoalan ini , pada tahun 1963 Perpani membuat Ronde gres dengan nama Ronde Perpani. Pokok-pokok ketentuan pada perpani intinya sama dengan ronde FITA , kecuali wacana peralatannya yang dipakai dan jarak tembak disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang dibentuk di dalam negeri. Mengenai peralatan Ronde Perpani ini ditetapkan bahwa hanya busur dan panah yang dibuat dan dengan bahan dalam negeri yang boleh digunakan.

Dengan ketentuan tadi dua hal yang akan diraih , pertama untuk pemasalan belum dibutuhkan perlengkapan yang mahal , yangg harus diimport , tetapi cukup alat-alat yang bisa dibentuk di Indonesia. Kedua , Ronde Perpani mempunyai peranan untuk merencanakan pemanah-pemanah kita untuk bisa mengambil penggalan dalam pertarungan Internasional , tanpa menunggu tersedianya alat yang mesti dibeli dengan harga mahal.

Bagi mereka yang terbukti sukses pertanda kemampuannya melalui ronde Perpani , diberi kesempatan memakai peralatan Internasional. Sedangkan Ronde Tradisional dengan ciri-ciri dilakukan dengan gaya duduk dan instinctive , sukar mengambil sumber pemanah langsung dari ronde Tradisional , alasannya perbedaan-perbedaan yang sifatnya prinsipil tadi.

Kemudian dengan adanya tiga ronde panahan tersebut , Perpani mengendalikan waktu untuk kejuaraan nasional selaku berikut : Setiap tahun genap diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional , sedang pada tahun ganjil diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk ronde FITA.

Kebijaksanaan ini yaitu dalam hubungannya dengan ketentuan dari FITA yang menyelenggarakan Kejuaraan Dunia pada setiap tahun ganjil. Sehingga Kejuaraan Nasional Ronde FITA tersebut dimaksudkan untuk rencanakan dan memilih para pemanah Indonesia yang akan diterjunkan ke kejuaraan Dunia. Sedangkan pada PON diperlombakan ketiga ronde sekaligus.

Sejak Konggres Perpani tahun 1981 bersama-sama dengan PON X , acuan kebijaksanaan Perpani dirubah , yakni bahwa Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun (kecuali tahun diselenggarakannya PON tidak ada Kejuaraan Nasional) dan diperlombakan ketiga ronde Panahan sekaligus yakni Ronde FITA , Ronde Perpani dan Ronde Tradisional.

Perlu dikemukakan disini bahwa sebelum tahun 1959 yakni tahun diterimanya Perpani sebagai anggota FITA , pada PON - I tahun 1948 di Solo , PON II/1951 di Jakarta , PON - III/1953 di Medan , PON - IV/1957 di Makasar , panahan hanya memperlombakan Ronde Tradisional , yaitu ronde duduk , dengan cuma satu jarak 30 meter , dengan 48 embel-embel @ 4 anak panah dan dengan sasaran bulatan dengan cuma dibagi tiga kepingan saja.

Selanjutnya beberapa peristiwa penting yang dapat dikemukakan mengenai dunia Panahan Indonesia , antara lain :
- Tahun 1959 : Kejuaraan Nasional I di Surabaya.
- Tahun 1961 : Kejuaraan Nasional II di Yogyakarta.
- Tahun 1962 : Kejuaraan Nasional III di Jakarta
- Asian Games IV di Jakarta , dimana regu Pаnаhаn Indonesia menduduki tempat kedua di bawah Jepang.
- Tahun 1963 : Kejuaraan Nasinal IV di Jakarta.
- Genefo I di Jakarta , dimana regu Indonesia (Putera) menduduki tempat keempat dan regu puterinya kedua.
- Tahun 1964 : Perlawatan regu Nasional ke RRC dan Phlipina. Selama di RRC pemanah-penahan pria kita dalam tiga pertandingan menduduki tempat teratas.
Sedangkan puteri kita masih mesti mengakui kelebihan pemanah-pemanah puteri RRC. Di Philipiina sebaliknya pemanah-pemanah tuan rumah , sedang pemanah puteri kita unggul dari pemanah-pemanah Philipina.
- Tahun 1965 :
   
Kejuaraan Dunia di Vesteras , Swedia , dimana regu puteri Indonesia ketiga belas dan regu puteri kesembilan terbaik di dunia.
- Tahun 1966 : Ganefo Asia I di Phnom Penh , Kamboja. Regu putera menempati urutan teratas , dan dua orang jago kita berhasil merebut medali emas dan perak untuk kejuaraan individual. Regu puteri kita menduduki tempat kedua di bawah RRC.

Untuk selanjutnya , pertumbuhan dan prestasi Panahan Indonesia lumayan. Kejuaraan Nasional senantiasa diselenggarakan setiap tahun , yakni tahun genap untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional , sedang pada tahun ganjil untuk Ronde FITA (sejak tahun 1982 Kejuaraan Nasional diselenggarakan setiap tahun untuk ketiga ronde Panahan yakni Ronde FITA , Ronde Perpani dan Ronde Tradisional sekaligus).

Demikian pula Perpani selalu berusaha dan sukses mengikuti kejuaraan-kejuaraan Dunia , walaupun kesudahannya masih di bawah pemanah-pemanah Asia masih menempati urutan teratas. Juga pada pertandingan-pertarungan Internasional yang lain mirip Asian Games , SEA Games , Asian Meeting Championships , Asia Oceania Target Archery Championships , Perpani senantiasa ikut mengambil belahan.

Demikialah perkembangan Panahan dan Perpani hingga saat ini , dimana cabang Panahan termasuk di dalam cabang yang diprioritaskan , bahkan termasuk cabang super-prioritas , di dalam antisipasi menghadapi Asian Games XIII/1986 di Seoul - Korea Selatan. Hal ini tentunya karena prestasi cabang Panahan yang telah diraih selama ini.

Perlu dicatat bahwa dalam lembaga Olympic Gamespun Panahan sudah ikut mengatakan , meskipun pihak Pemerintah senantiasa mengantarkan pemanah-pemanah kita dalam jumlah yang minim , yakni satu putera dan satu puteri. Tetapi sejarah sudah mencatat bahwa pada Olympic Games tahun 1976 di Montreal - Kanada pemanah puteri kita yaitu Leane Suniar berhasil menempati urutan kesembilan dan pada Olympic Games Tahun 1988 di Seoul - Korea Selatan , pemanah team puteri kita berhasil menempati urutan kedua dan pertama kalinya Indonesia menerima perak di arena yang bertaraf Internasional. Suatu prestasi yang sungguh membanggakan.

Referensi:
http://formula.indonesiafile.com/index.php?option=com_content&view=article&id=562:sejarah-panjang-pertumbuhan-panahan&catid=7:periskop&Itemid=18
http://seputarpanahan.blogspot.com/2012/04/sejarah-dan-pertumbuhan-panahan.html
http://andrictg.mywapblog.com/cabang-olahraga-olimpiade-2012-panahan.xhtml
Seluruh informasi yang tersajikan di situs web kami (I Smail Zone) diterbitkan dengan tujuan sebatas sebagai informasi umum. Kami tidak menjamin tentang kelengkapan, keandalan, dan keakuratan pada setiap informasi yang kami terbitkan melalui tulisan-tulisan di dalam situs web kami.
Melalui situs kami, Anda dapat mengunjungi tautan eksternal. Meskipun kami berusaha untuk hanya menyertakan tautan berkualitas tinggi ke situs lain yang bermanfaat dan etis, kami tidak memiliki kendali penuh atas konten dan sifat situs yang kami tautkan. Baca Selengkapnya: https://ismail-zone.blogspot.com/p/blog-page_7.html.
Sumber Artikel: http://pandri-16.blogspot.com
Next Post Previous Post