Sejarah Terjadinya Perang Salib Di Dunia
I Smail Zone -
Sеjаrаh Tеrjаdіnуа Pеrаng Sаlіb Dі Dunіа - Perang besar bernuansa keagamaan yang pernah terjadi dalam sejarah merupakan Pеrаng Sаlіb. Sebutan tersebut merupakan terjemahan dari perkataan Crusade , penamaan yang diberikan orang Barat sendiri karena tujuan peperangan ini merupakan merebut kota suci Yerusalem tempat Salib Suci disimpan. Perang ini terjadi bukan satu dua kali , namun secara beruntun dalam enam gelombang. Rentang masa pertempuran pun sangat usang , nyaris dua kurun , antara tahun 1096 hingga 1270 M. Perang-perang kecil sering terjadi menyelingi jeda enam perang besar yang terjadi secara bergelombang itu.Saat perang Salib , tentara Kristen , Jеrmаn , Yahudi membantai orang Islam di jalan-jalan. Berbalik 180 derajat dengan perlakuan pasukan Islam terhadap pasukan Kristen. Simak akhlaq Salahuddin al-Ayyubi
“Pemandangan menakjubkan akan terlihat. Beberapa orang lelaki kami memenggal kepala-kepala musuh; lainnya menembaki mereka dengan panah-panah , sehingga mereka berjatuhan dari menara-menara; lainnya menyiksa mereka lebih usang dengan memasukkannya ke dalam api menyala. Tumpukan kepala , tangan , dan kaki terlihat di jalan-jalan kota. Kami berjalan di atas mayit-mayat manusia dan kuda. Tapi ini cuma masalah kecil bila dibandingkan dengan apa yang terjadi di Biara Sulaiman , tempat dimana ibadah keagamaan kini dinyanyikan kembali. Di sana , para laki-laki berdarah-darah disuruh berlutut dan dibelenggu lehernya.”
Sераk Tеrjаng Tеntаrа Sаlіb
![]() |
| Pеrаng Sаlіb Dі Dunіа |
Ceritanya bermula di saat orang-orang kekhalifahan Turki Utsmani merebut Anatolia (Asia Kecil , sekarang tergolong wilayah Turki) dari kekuasaan Alexius I. Petinggi kaum Kristen itu secepatnya minta tolong terhadap Paus Urbanus II , guna merebut kembali wilayah itu dari cengkeraman kaum yang mereka sebut “orang kafir”.
Paus Urbanus II segera memutuskan untuk menyelenggarakan ekspedisi besar-besaran yang ambisius (27 November 1095). Tekad itu kian membara sesudah Paus menerima laporan bahwa Khalifah Abdul Hakim-yang menguasai Palestina ketika itu-mengoptimalkan pajak ziarah ke Palestina bagi orang-orang Kristen Eropa. “Ini perampokan! Oleh sebab itu , tanah suci Palestina harus direbut kembali ,” kata Paus.
Perang melawan kaum Muslimin diumumkan secara resmi pada tahun 1096 oleh Takhta Suci Roma. Paus juga mengantarsurat ke semua raja di seluruh Eropa untuk berpartisipasi. Mereka dijanjikan kejayaan , kesejahteraan , emas , dan tanah di Palestina , serta nirwana bagi para ksatria yang mau berperang.
Paus juga meminta anggota Konsili Clermont di Prancis Selatan-terdiri atas para uskup , kepala biara , bangsawan , ksatria , dan rakyat sipil-untuk menyampaikan santunan. Paus menyerukan agar bangsa Eropa yang bertikai secepatnya bersatu padu untuk mengambil alih tanah suci Palestina. Hadirin menjawab dengan antusias , “Deus Vult!” (Tuhan menghendakinya!)
Dari konferensi terbuka itu ditetapkan juga bahwa mereka akan pergi perang dengan memakai salib di pundak dan baju. Dari sinilah bermula sebutan Perang Salib (Crusade). Paus sendiri menyatakan ekspedisi ini selaku “Perang Demi Salib” untuk merebut tanah suci.
Mobilisasi massa Paus menciptakan sekitar 100.000 serdadu siap tempur. Anak-anak muda , darah biru , petani , kaya dan miskin memenuhi panggilan Paus. Peter The Hermit dan Walter memimpin kaum miskin dan petani. Namun mereka dihancurkan oleh Pasukan Turki suku Seljuk di medan pertempuran Anatolia di saat perjalanan menuju Baitul Maqdis (Yerusalem).
Tentara Salib yang utama berasal dari Prancis , Jerman , dan Normandia (Prancis Selatan). Mereka dikomandani oleh Godfrey dan Raymond (dari Prancis) , Bohemond dan Tancred (keduanya orang Normandia) , dan Robert Baldwin dari Flanders (Belgia). Pasukan ini sukses menaklukkan kaum Muslimin di medan perang Antakiyah (Syria) pada tanggal 3 Juni 1098.
Sepanjang perjalanan menuju Palestina , Tentara Salib membantai orang-orang Islam. Tentara Jerman juga membunuhi orang-orang Yahudi. Rombongan besar ini hasilnya sampai di Baitul Maqdis pada tahun 1099. Mereka eksklusif melancarkan pengepungan , dan tak lupa melakukan pembantaian. Sekitar lima minggu kemudian , tepatnya 15 Juli 1099 , mereka berhasil merebut Baitul Maqdis dari tangan kaum Muslimin. Kota ini jadinya dijadikan ibukota Kerajaan Katolik yang terbentang dari Palestina hingga Antakiyah.
Tеlаdаn Shаlаhuddіn Al-Aууubі
Pada tahun 1145-1147 pecah Perang Salib II. Namun perang besar-besaran terjadi pada Perang Salib III. Di pihak Kristen dipimpin Phillip Augustus dari Prancis dan Richard “Si Hati Singa” dari Inggris , sementara kaum Muslimin dipimpin Shalahuddin Al-Ayyubi.
Pada masa itu , Kekhalifahan Islam terpecah menjadi dua , yaitu Dinasti Fathimiyah di Kairo (bermazhab Syi’ah) dan Dinasti Seljuk yang berpusat di Turki (bermazhab Sunni). Kondisi ini menciptakan Shalahuddin prihatin. Menurutnya , Islam mesti bersatu untuk melawan Eropa-Kristen yang juga pundak-membahu.
Pria keturunan Seljuk ini kebetulan memiliki paman yang menjadi petinggi Dinasti Fathimiyyah. Melalui serangkaian lobi , akibatnya Shalahuddin Al-Ayyubi sukses menyatukan kedua kubu dengan hening.
Pekerjaan pertama selesai. Shalahuddin kini dihadapkan pada perilaku kaum Muslimin yang tampak loyo dan tidak mempunyai semangat jihad. Mereka dihinggapi penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati). Spirit perjuangan yang pernah dimiliki tokoh-tokoh terdahulu tak lagi membekas di hati.
Shalahuddin lantas menggagas sebuah pameran yang diberi nama perayaan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tujuannya untuk menumbuhkan dan menghidupkan spirit perjuangan. Di festival ini dikaji habis-habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) teman , khususnya yang berhubungan dengan nilai-nilai jihad.
Festival ini berlangsung dua bulan berturut-turut. Hasilnya hebat. Banyak perjaka Muslim yang mendaftar untuk berjihad membebaskan Palestina. Mereka pun siap mengikuti pendidikan kemiliteran.
Salahuddin sukses menghimpun pasukan yang terdiri atas para perjaka dari banyak sekali negeri Islam. Pasukan ini kemudian berperang melawan Pasukan Salib di Hattin (akrab Acre , kini dikuasai Israel). Orang-orang Kristen bahkan balasannya terdesak dan terkurung di Baitul Maqdis. Kaum Muslimin menjangkau kemenangan (1187).
Dua pemimpin tentara Perang Salib , Reynald dari Chatillon (Prancis) dan Raja Guy , dibawa ke hadapan Salahuddin. Reynald jadinya dijatuhi eksekusi mati sebab terbukti memimpin pembantaian yang sangat keji terhadap orang-orang Islam. Namun Raja Guy dibebaskan alasannya tidak melakukan kekejaman yang serupa.
Tiga bulan setelah pertempuran Hattin , pada hari yang tepat sama sewaktu Nabi Muhammad diperjalankan dari Mekah ke Yerusalem dalam Isra’ Mi’raj , Salahuddin memasuki Baitul Maqdis. Kawasan ini risikonya mampu direbut kembali sesudah 88 tahun berada dalam cengkeraman musuh.
Sejarawan Inggris , Karen Armstrong , menggambarkan , pada tanggal 2 Oktober 1187 itu , Shalahuddin dan tentaranya memasuki Baitul Maqdis selaku penakluk yang berpegang teguh pada ajaran Islam yang mulia. Tidak ada dendam untuk membalas pembantaian tahun 1099 , seperti yang diusulkan Al-Qur`an dalam surat An-Nahl ayat 127: “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah keteguhan itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kau bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.”
Permusuhan dilarang dan Shalahuddin menghentikan pembunuhan. Ini sesuai dengan firman dalam Al-Qur`an: “Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama itu hanya untuk Allah. Jika mereka berhenti (memusuhi kamu) , maka tidak ada permusuhan lagi , kecuali terhadap orang-orang yang zhalim.” (Al-Baqarah: 193)
Tak ada satu orang Kristen pun yang dibunuh dan tidak ada perampasan. Jumlah tebusan pun disengaja sangat minim. Shalahuddin bahkan menangis tersedu-sedu alasannya kondisi menyedihkan keluarga-keluarga yang hancur terpecah-belah. Ia membebaskan banyak tawanan , walaupun menimbulkan keputusasaan bendaharawan negaranya yang telah usang menderita. Saudara lelakinya , Al-Malik Al-Adil bin Ayyub , juga sedih menyaksikan penderitaan para tawanan sehingga beliau meminta Salahuddin untuk membawa seribu orang di antara mereka dan membebaskannya saat itu juga.
Beberapa pemimpin Muslim sempat tersinggung alasannya orang-orang Kristen kaya melarikan diri dengan menenteng harta benda , yang bantu-membantu mampu digunakan untuk menebus semua tawanan. [Uskup] Heraclius mengeluarkan uang tebusan dirinya sebesar sepuluh dinar seperti halnya tawanan lain , dan bahkan diberi pengawal pribadi untuk mempertahankan keamanan harta bendanya selama perjalanan ke Tyre (Libanon).
Shalahuddin meminta supaya siapa pun Nasrani Latin (Katolik) meninggalkan Baitul Maqdis. Sementara kalangan Nasrani Ortodoks–bukan pecahan dari Tentara Salib-tetap dibiarkan tinggal dan beribadah di daerah itu.
Kaum Salib segera menghadirkan bala santunan dari Eropa. Datanglah pasukan besar di bawah komando Phillip Augustus dan Richard “Si Hati Singa”.
Pada tahun 1194 , Richard yang digambarkan selaku seorang jagoan dalam sejarah Inggris , memerintahkan untuk menghukum mati 3000 orang Islam , yang pada umumnya di antaranya wanita-perempuan dan belum dewasa. Tragedi ini berjalan di Kastil Acre. Meskipun orang-orang Islam menyaksikan kekejaman ini , mereka tidak pernah memilih cara yang serupa.
Suatu hari , Richard sakit keras. Mendengar kabar itu , Shalahuddin secara sembunyi-sembunyi berusaha mendatanginya. Ia mengendap-endap ke tenda Richard. Begitu tiba , bukannya membunuh , malah dengan ilmu kedokteran yang hebat Shalahudin mengobati Richard hingga kesannya sembuh.
Richard terkesan dengan kebesaran hati Shalahuddin. Ia pun menawarkan tenang dan berjanji akan mempesona mundur pasukan Kristen pulang ke Eropa. Mereka pun menandatangani perjanjian tenang (1197). Dalam kesepakatanitu , Shalahuddin membebaskan orang Kristen untuk mengunjungi Palestina , asal mereka tiba dengan hening dan tidak menenteng senjata. Selama delapan masa berikutnya , Palestina berada di bawah kendali kaum Muslimin.
***
Perang Salib IV berjalan tahun 1204. Bukan antara Islam dan Kristen , melainkan antara Takhta Suci Katolik Roma dengan Takhta Kristen Ortodoks Romawi Timur di Konstantinopel (kini Istambul , Turki).
Pada Perang Salib V berjalan tahun 1218-1221. Orang-orang Kristen yang sudah bersatu berupaya menaklukkan Mesir yang merupakan pintu masuk ke Palestina. Tapi upaya ini gagal total.
Kaisar Jerman , Frederick II (1194-1250) , mengobarkan Perang Salib VI , tetapi tanpa pertempuran yang memiliki arti. Ia lebih memilih berdialog dengan Sultan Mesir , Malik Al-Kamil , yang juga keponakan Shalahuddin. Dicapailah Kesepakatan Jaffa. Isinya , Baitul Maqdis tetap dikuasai oleh Muslim , tapi Betlehem (kota kelahiran Nabi Isa ‘alaihis-salaam) dan Nazareth (kota tempat Nabi Isa dibesarkan) dikuasai orang Eropa-Kristen.
Dua Perang Salib terakhir (VII dan VIII) dikobarkan oleh Raja Prancis , Louis IX (1215-1270). Tahun 1248 Louis menyerbu Mesir tapi gagal dan ia menjadi tawanan. Prаnсіѕ perlu menebus dengan emas yang sungguh banyak untuk membebaskannya.
Tahun 1270 Louis menjajal membalas kekalahan itu dengan menyerang Tunisia. Namun pasukannya sukses dikalahkan Sultan Dinasti Mamaluk , Bibars. Louis meninggal di medan perang.
Sampai di sini periode Perang Salib berakhir. Namun , beberapa sejarawan Katholik menganggap bahwa penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Muhammad II Al-Fatih dari Turki (1453) juga sebagai Perang Salib. Penaklukan Islam oleh Ratu Spanyol , Isabella (1492) , juga dianggap Perang Salib.*
Referensi:
http://memantau.blogspot.com/2012/08/sejarah-perang-salib.html
http://wahyoe.wordpress.com/2007/09/27/menelusuri-sejarah-perang-salib/ Seluruh informasi yang tersajikan di situs web kami (I Smail Zone) diterbitkan dengan tujuan sebatas sebagai informasi umum. Kami tidak menjamin tentang kelengkapan, keandalan, dan keakuratan pada setiap informasi yang kami terbitkan melalui tulisan-tulisan di dalam situs web kami. Melalui situs kami, Anda dapat mengunjungi tautan eksternal. Meskipun kami berusaha untuk hanya menyertakan tautan berkualitas tinggi ke situs lain yang bermanfaat dan etis, kami tidak memiliki kendali penuh atas konten dan sifat situs yang kami tautkan. Baca Selengkapnya: https://ismail-zone.blogspot.com/p/blog-page_7.html. Sumber Artikel: http://pandri-16.blogspot.com
