Polemik Logo Magnificent Samarinda dengan Logo Buatan George Bokhua
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Belum lama ini sebuah logo City Branding yang baru di luncurkan di Kota Samarinda banyak menjadi perbincangan masyarakat netizen Indonesia karena diduga adanya dugaan plagiat dalam logonya. Dugaan itu muncul ketika seorang desainer grafis asal Amerika yang bernama George Bokhua mengunggah sebuah logo ke akun instagramnya yang diakuinya sebagai logo rancangannya yang telah dijiplak dalam logo Magnificent Samarinda.
Ok. mari kita simak press release yang dimuat dalam situs diskominfo.samarindakota.go.id untuk mengetahui tentang polemik logo Magnificent Samarinda.
PRESS RELEASE KONSEP LOGO SAMARINDA
Pada 2017, dengan pendampingan dari Kementerian Kominfo, Kota Samarinda telah menyusun Masterplan Smart City, sebagai bagian dari Gerakan Nasional Mewujudkan 100 Smart City di Indonesia. Salah satu amanah masterplan ini, pada tahun 2018 akan dibuatkan Blueprint (Smart) City Branding. Konsep Smart Branding adalah: strategi untuk meningkatkan value sebuah kota dengan perwujudan ekosistem pariwisata terintegrasi (destinasi, amenitas, hospitalities), optimalisasi ekosistem bisnis (perdagangan, investasi, dan ekonomi kreatif), dan penataan wajah kota (landmark, signage, edges) yang merefleksikan visi branding daerah.
Proses Penyusunan Logo / Tagline Branding
Sebuah logo tentunya menjadi gambaran bagi brand yang ia wakili. Demikian juga dengan branding Magnificent Samarinda, yang dirancang untuk memberikan gambaran yang kuat akan karakter Kota Samarinda, serta setiap bagiannya merupakan sebuah kesatuan dengan bagian lainnya dan tidak bisa dipisahkan. Branding Magnificent Samarinda, disusun oleh beberapa bagian yang menjadi sebuah kesatuan.
Kata SAMARINDA
Kata SAMARINDA, merupakan bagian utama dari branding Kota Samarinda. Tentu saja hal itu untuk mengangkat nama Kota Samarinda itu sendiri, dengan makna, latar belakang dan sejarah yang tidak terpisahkan di baliknya.
Modifikasi vokal dan konsonan AMA
Komponen yang paling menonjol berikutnya adalah gabungan bentuk dua buah jembatan, yang membentuk vokal dan konsonan AMA dalam kata SAMARINDA. Bentuk ini terinspirasi dari gabungan bentuk jembatan Mahkota II Mahkota IV.
Kata Magnificent
Kata “Magnificent” yang membentuk tagline Magnificent Samarinda ini merupakan komponen tidak terpisahkan berikutnya dari logo branding Kota Samarinda. Kata yang dapat diartikan sebagai “indah”, “mengagumkan”, atau “agung”, ini merupakan cara untuk membentuk citra Kota Samarinda, baik bagi warganya, maupun bagi masyarakat di luar Samarinda.
Pemilihan Warna
Warna yang digunakan di dalam logo branding Kota Samarinda, terdiri dari 4 warna utama, yaitu merah, hijau, kuning dan hitam. Keempat warna tersebut diambil dari warna-warna utama yang terdapat di dalam Lambang Resmi Kota Samarinda, yang masing-masing memiliki maknanya tersendiri. Sebagai contoh, warna merah menggambarkan karakter gigih dan berani. Warna Hijau, menggambarkan karakter kesuburan. Warna kuning menggambarkan kemakmuran. Sedangkan warna hitam menggambarkan kewibawaan dan keadilan.
Pemilihan Jenis Huruf
Di dalam logo branding, terdiri dari dua jenis huruf. Huruf Futura Md TB merupakan huruf yang digunakan untuk membentuk kata “SAMARINDA”, sedangkan huruf yang digunakan di dalam kata “Magnifcent” menggunakan jenis huruf Magnificent. Kedua jenis huruf ini digunakan untuk membentuk citra dan karakter dari logo branding Kota Samarinda. Jenis huruf Futura Md Tb digunakan untuk mengangkat citra dan karakter kota yang maju, sedangkan jenis huruf Magnificent digunakan untuk membentuk citra dan karakter dinamis dan modern.
Sekali lagi, sebagai sebuah brandshape, logo branding Kota Samarinda merupakan sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Pemanfaatan dan penggunaannya pada berbagai media pun memiliki tata cara-nya tersendiri agar tidak menghilangkan atau mereduksi pemaknaan yang ingin dihasilkan dari logo branding tersebut.
Polemik Tentang Kesamaan bagian dari Logo Magnificent Samarinda dengan Logo Lain
Hal lain yang perlu menjadi perhatian berikutnya adalah, bahwa dalam sebuah proses kreatif, probabilitas untuk terjadinya kemiripan konsep dalam hasil karya cipta dapat terjadi. Apalagi di dunia yang saat ini sudah semakin mengalami konvergensi, dimana setiap orang dapat saja terpapar dan memiliki insipirasi yang sama atas sebuah objek kreatif, seperti desain logo atau yang lainnya.
Pada titik ini, prinsip paling mendasar dalam Teori Gestalt yang disampaikan oleh Kurt Koffka perlu menjadi pemahaman bersama. Prinsip tersebut adalah “the whole is other than the sum of the parts", atau “keseluruhan adalah sesuatu yang berbeda dari gabungan bagian-bagiannya”. Dari sinilah mengapa kita akan banyak menemukan kesamaan bentuk dalam logo-logo branding nama-nama terkemuka dunia. Sebagai contohnya adalah sebagai berikut.
Lalu apakah berarti dalam proses pembuatan logo-logo diatas, telah terjadi plagiasi atau penjiplakan karya cipta? Belum tentu, dan bisa jadi tidak sama sekali. Hanya saja, karena adanya beberapa faktor yang sama di dalam brand yang dibawa, menghasilkan kemiripan kebetulan dalam hasil karya cipta tersebut. Dimana tentu saja hal ini sebetulnya sudah coba untuk dihindari oleh para perancang desain logo dan branding.
Oleh karena itu, kembali lagi kepada prinsip Gestalt diatas. Kita tidak bisa melihat sebuah hasil desain sebagai bagian per bagian, namun harus melihatnya sebagai kesatuan yang menyeluruh. Karena bila melihat pada bagian per bagiannya saja, kita akan terus menemukan kesamaan atau kemiripan dengan hasil proses kreatif yang dihasilkan oleh orang lain, baik di belahan dunia yang sama, atau di belahan dunia yang lain.
Tentang Citiasia
Citiasia Center for Smart Nation (CCSN) adalah sebuah lembaga think-thank bagian dari Grup CitiasiaInc yang fokus untuk promosi dan pelaksanaan smart city (kota pintar). Sejak 2015, CCSN aktif bekerja sama dengan berbagai kementrian, asosiasi pemerintahan (APEKSI, UCLG ASPAC) dan pemerintah daerah untuk melakukan kajian, pelatihan, studi tahunan, perencanaan, dan implementasi smart city (Kota Pintar). sumber
Dan berikut ini adalah komplain dari desainer grafis asal Amerika Serikat, George Bokhua
"New Samarinda (large city in Indonesia) identity was revealed few weeks ago. The project was financed with taxpayers money. It has a very close resemblance to the identity I made in May 2013. Indonesian government officials claim that they did not steal the mark. What do you guys think? How shall one act? (the link to the original post is in bio),"
Dalam posting-annya itu, George Bokhua menyebutkan identitas logo kota Samarinda yang baru disebutnya dibiayai oleh pembayar pajak. Ia juga menegaskan, logo itu mirip dibuatnya pada Mei 2013 lalu, meski ia lalu baru memuatnya di Instagram pribadinya pada November 2015.
Belum lama ini sebuah logo City Branding yang baru di luncurkan di Kota Samarinda banyak menjadi perbincangan masyarakat netizen Indonesia karena diduga adanya dugaan plagiat dalam logonya. Dugaan itu muncul ketika seorang desainer grafis asal Amerika yang bernama George Bokhua mengunggah sebuah logo ke akun instagramnya yang diakuinya sebagai logo rancangannya yang telah dijiplak dalam logo Magnificent Samarinda.
Ok. mari kita simak press release yang dimuat dalam situs diskominfo.samarindakota.go.id untuk mengetahui tentang polemik logo Magnificent Samarinda.
PRESS RELEASE KONSEP LOGO SAMARINDA
Pada 2017, dengan pendampingan dari Kementerian Kominfo, Kota Samarinda telah menyusun Masterplan Smart City, sebagai bagian dari Gerakan Nasional Mewujudkan 100 Smart City di Indonesia. Salah satu amanah masterplan ini, pada tahun 2018 akan dibuatkan Blueprint (Smart) City Branding. Konsep Smart Branding adalah: strategi untuk meningkatkan value sebuah kota dengan perwujudan ekosistem pariwisata terintegrasi (destinasi, amenitas, hospitalities), optimalisasi ekosistem bisnis (perdagangan, investasi, dan ekonomi kreatif), dan penataan wajah kota (landmark, signage, edges) yang merefleksikan visi branding daerah.
- Melalui Bappeda, kegiatan penyusunan Dokumen City Branding dilelangkan di 2018, dan dimenangkan oleh Citiasia, perusahaan yang berkantor di Jakarta, dan menjadi pionir untuk perencanaan dan implementasi program program smart city (Portofolio Citiasia terlampir). Output dari kegiatan penyusunan ini adalah Kajian City Branding, Blueprint City Branding, Rancangan Pengembangan Kawasan Sungai Mahakam, dan Logo dan Brand Book City Branding.
- Pada tanggal 21 Januari 2018, Logo dan Tagline Kota Samarinda, sebagai salah satu output Dokumen City Branding, dilaunching di Big Mall Samarinda. Logo branding ini – Magnificent Samarinda - merupakan salah satu cara pemerintah kota untuk meningkatkan promosi dan pemasaran kota, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Proses Penyusunan Logo / Tagline Branding
Sebuah logo tentunya menjadi gambaran bagi brand yang ia wakili. Demikian juga dengan branding Magnificent Samarinda, yang dirancang untuk memberikan gambaran yang kuat akan karakter Kota Samarinda, serta setiap bagiannya merupakan sebuah kesatuan dengan bagian lainnya dan tidak bisa dipisahkan. Branding Magnificent Samarinda, disusun oleh beberapa bagian yang menjadi sebuah kesatuan.
Kata SAMARINDA
Kata SAMARINDA, merupakan bagian utama dari branding Kota Samarinda. Tentu saja hal itu untuk mengangkat nama Kota Samarinda itu sendiri, dengan makna, latar belakang dan sejarah yang tidak terpisahkan di baliknya.
Modifikasi vokal dan konsonan AMA
Komponen yang paling menonjol berikutnya adalah gabungan bentuk dua buah jembatan, yang membentuk vokal dan konsonan AMA dalam kata SAMARINDA. Bentuk ini terinspirasi dari gabungan bentuk jembatan Mahkota II Mahkota IV.
Kata Magnificent
Kata “Magnificent” yang membentuk tagline Magnificent Samarinda ini merupakan komponen tidak terpisahkan berikutnya dari logo branding Kota Samarinda. Kata yang dapat diartikan sebagai “indah”, “mengagumkan”, atau “agung”, ini merupakan cara untuk membentuk citra Kota Samarinda, baik bagi warganya, maupun bagi masyarakat di luar Samarinda.
Pemilihan Warna
Warna yang digunakan di dalam logo branding Kota Samarinda, terdiri dari 4 warna utama, yaitu merah, hijau, kuning dan hitam. Keempat warna tersebut diambil dari warna-warna utama yang terdapat di dalam Lambang Resmi Kota Samarinda, yang masing-masing memiliki maknanya tersendiri. Sebagai contoh, warna merah menggambarkan karakter gigih dan berani. Warna Hijau, menggambarkan karakter kesuburan. Warna kuning menggambarkan kemakmuran. Sedangkan warna hitam menggambarkan kewibawaan dan keadilan.
Pemilihan Jenis Huruf
Di dalam logo branding, terdiri dari dua jenis huruf. Huruf Futura Md TB merupakan huruf yang digunakan untuk membentuk kata “SAMARINDA”, sedangkan huruf yang digunakan di dalam kata “Magnifcent” menggunakan jenis huruf Magnificent. Kedua jenis huruf ini digunakan untuk membentuk citra dan karakter dari logo branding Kota Samarinda. Jenis huruf Futura Md Tb digunakan untuk mengangkat citra dan karakter kota yang maju, sedangkan jenis huruf Magnificent digunakan untuk membentuk citra dan karakter dinamis dan modern.
Sekali lagi, sebagai sebuah brandshape, logo branding Kota Samarinda merupakan sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Pemanfaatan dan penggunaannya pada berbagai media pun memiliki tata cara-nya tersendiri agar tidak menghilangkan atau mereduksi pemaknaan yang ingin dihasilkan dari logo branding tersebut.
Polemik Tentang Kesamaan bagian dari Logo Magnificent Samarinda dengan Logo Lain
Hal lain yang perlu menjadi perhatian berikutnya adalah, bahwa dalam sebuah proses kreatif, probabilitas untuk terjadinya kemiripan konsep dalam hasil karya cipta dapat terjadi. Apalagi di dunia yang saat ini sudah semakin mengalami konvergensi, dimana setiap orang dapat saja terpapar dan memiliki insipirasi yang sama atas sebuah objek kreatif, seperti desain logo atau yang lainnya.
Pada titik ini, prinsip paling mendasar dalam Teori Gestalt yang disampaikan oleh Kurt Koffka perlu menjadi pemahaman bersama. Prinsip tersebut adalah “the whole is other than the sum of the parts", atau “keseluruhan adalah sesuatu yang berbeda dari gabungan bagian-bagiannya”. Dari sinilah mengapa kita akan banyak menemukan kesamaan bentuk dalam logo-logo branding nama-nama terkemuka dunia. Sebagai contohnya adalah sebagai berikut.
Lalu apakah berarti dalam proses pembuatan logo-logo diatas, telah terjadi plagiasi atau penjiplakan karya cipta? Belum tentu, dan bisa jadi tidak sama sekali. Hanya saja, karena adanya beberapa faktor yang sama di dalam brand yang dibawa, menghasilkan kemiripan kebetulan dalam hasil karya cipta tersebut. Dimana tentu saja hal ini sebetulnya sudah coba untuk dihindari oleh para perancang desain logo dan branding.
Oleh karena itu, kembali lagi kepada prinsip Gestalt diatas. Kita tidak bisa melihat sebuah hasil desain sebagai bagian per bagian, namun harus melihatnya sebagai kesatuan yang menyeluruh. Karena bila melihat pada bagian per bagiannya saja, kita akan terus menemukan kesamaan atau kemiripan dengan hasil proses kreatif yang dihasilkan oleh orang lain, baik di belahan dunia yang sama, atau di belahan dunia yang lain.
Tentang Citiasia
Citiasia Center for Smart Nation (CCSN) adalah sebuah lembaga think-thank bagian dari Grup CitiasiaInc yang fokus untuk promosi dan pelaksanaan smart city (kota pintar). Sejak 2015, CCSN aktif bekerja sama dengan berbagai kementrian, asosiasi pemerintahan (APEKSI, UCLG ASPAC) dan pemerintah daerah untuk melakukan kajian, pelatihan, studi tahunan, perencanaan, dan implementasi smart city (Kota Pintar). sumber
Dan berikut ini adalah komplain dari desainer grafis asal Amerika Serikat, George Bokhua
"New Samarinda (large city in Indonesia) identity was revealed few weeks ago. The project was financed with taxpayers money. It has a very close resemblance to the identity I made in May 2013. Indonesian government officials claim that they did not steal the mark. What do you guys think? How shall one act? (the link to the original post is in bio),"
Dalam posting-annya itu, George Bokhua menyebutkan identitas logo kota Samarinda yang baru disebutnya dibiayai oleh pembayar pajak. Ia juga menegaskan, logo itu mirip dibuatnya pada Mei 2013 lalu, meski ia lalu baru memuatnya di Instagram pribadinya pada November 2015.